“Pujilah Tuhan hai jiwaku!”
Itulah renungan yang aku dapat minggu ini. Renungan itu
berkata kalau saat pikiran kita mulai memikirkan hal-hal yang tidak perlu kita
pikirkan, kita harus segera memuji Tuhan. Lebih baik kita menyerahkan masalah
tersebut kepada Tuhan karena semua itu akan membuat kita pikiran kita lebih
relax. Memang masalah kita tidak akan langsung selesai. Tapi percayalah, ada
rasa damai sejahtera yang Ia berikan saat kita berserah pada-Nya.
Hari ini aku benar-benar diuji oleh Tuhan. Aku dites apakah
aku bisa mengaplikasikan renungan itu atau tidak. Jadi ceritanya aku ini sedang
les piano. Selain meng-up grade skill, sebenarnya tujuan utamaku adalah
memperoleh sertifikat yang lebih tinggi lagi. Jadi kan lebih gampang kalau
ngelamar pekerjaan dan gajinya juga pasti lebih tinggi.
Sayangnya seperti keinginan tersebut harus tertunda. Guruku
memberiku lagu-lagu untuk mengup-grade skill-ku dulu. Setelah dirasanya
skill-ku cukup, barulah aku bisa mengambil ujian tersebut. Awalnya, aku oke
saja dengan keputusan ini. Aku setuju banget kalau teknikku sudah sangat bagus,
main lagu apa juga gampang.
Namun entah mengapa kemarin aku rasanya sudah sangat tidak
sabar ingin cepat-cepat mempersiapkan lagu untuk ujian di mana aku dapat
memperoleh sertifikat yang aku inginkan. Alasannya untuk kursus piano ini, Papa
harus menghabiskan uang yang tidak sedikit. Memang ya kalau mau belajar piano
perlu biaya yang sangat banyak. Pokoknya aku sangat stress banget memikirkan
ini.
Akhirnya, aku iseng tanya ke kakak kelasku yang juga sedang
mempersiapkan ujian yang sama tapi dengan guru yang berbeda. Ternyata
persiapannya sudah lumayan. Sedangkan aku belum mulai sama sekali. Wah aku
langsung stress begitu tahu kabar ini. Mulailah timbul niat kalau aku mau ganti
guru saja. Aku pokoknya hanya ingin mempersiapkan ujian tersebut karena aku
ngak mau buang-buang uang lagi.
Aku sedikit flash back ya. Biasanya sebelum les, aku
menunggu sebentar di ruang tamu karena biasanya aku selalu datang 15 menit
lebih pagi dari jam les. Saat aku sedang melihat ke jendela, tiba-tiba
kurasakan hadirat Tuhan turun dan tiba-tiba Tuhan menaruh perkataan seperti ini
dalam hatiku. “Ini adalah tempat les yang cocok denganmu”. Kejadian ini langka
lho. Ngak biasanya aku hanya lagi bengong-bengong saja (tanpa berdoa) lalu
Tuhan tiba-tiba berkata padaku. Sejak saat itu, aku yakin banget kalau guruku
pasti bisa membuat kemampuanku berkembang dengan cepat. Namun keyakinan itu
bisa berubah hanya karena kekuatiranku yang tak sabaran.
Barulah kusadari kalau Tuhan mengingatkan aku pada renungan
yang aku dapat minggu ini. “Pujilah Tuhan hai jiwaku!” Saat aku memikirkan
kekuatiran yang ada (sedang dialihkan oleh iblis), Tuhan memintaku untuk
langsung memuji Tuhan. Aku diminta untuk menyerahkan semuanya ke tangan Tuhan
karena Ia yang tahu kapan waktuku untuk mempersiapkan ujian. Aku percaya
waktu-Nya selalu tepat.
Sampai kini aku kadang masih kuatir juga. Tapi aku langsung
ingat untuk memuji Tuhan. Dengan memuji Tuhan, aku belajar untuk duduk diam
dalam hadirat Tuhan. Dan rasanya benar-benar damai sejahtera itu langsung
memenuhi hatiku. Terima kasih, Tuhan! I will bless Your name with my soul.